BIOS merupakan
singkatan dari Basic Input Output System. BIOS terdiri dari kode program yang
diperlukan untuk mengatur semua komponen operasi dasar pada sistem komputer.
Dengan kata lain, BIOS berisi software yang diperlukan untuk menguji hardware
saat dinyalakan, me-load sistem operasi, dan mendukung transfer data antara
komponen hardware.
Langkah
terakhir konfigurasi komputer yang baru dirakit adalah melakukan setup BIOS.
Caranya adalah dengan masuk ke menu setup BIOS selama proses boot up dengan
mengikuti instruksi pada layar. Misalnya dengan menekan tombol F2. Gambar
dibawah ini menunjukkan sistem yang memasuki setup setelah menekan F2.
Setup BIOS
memungkinkan custom komputer agar berfungsi lebih optimal berdasarkan profil hardware
dan software. Kode BIOS secara khusus tertanam pada chip ROM pada motherboard.
Chip ROM hanya dapat dibaca untuk melindungi ROM dari kegagalan disket, RAM,
atau listrik yang dapat menghapusnya. Walaupun BIOS tidak bisa diubah ketika
di-load memori, program dasar BIOS dapat
diupdate. Chip BIOS ROM yang lebih baru ada dalam tipe yang disebut
electrically erasable programmable read-only momory (EEPROM), juga disebut
flash BIOS. Flash BIOS mengizinkan upgrade software BIOS dari sebuah disket
yang disediakan oleh pabrik tanpa harus mengganti chip. Upgrade BIOS secara
khusus digunakan oleh pabrik untuk memperbaiki cacat atau kerusakan pada kode
BIOS dan meningkatkan kemampuan sistem.
Evolusi BIOS
Standar desain
dasar sistem BIOS awalnya dikembangkan oleh IBM Corporation untuk digunakan
pada sistem komputer XT dan AT di awal tahun 1980-an. Sayangnya, BIOS IBM hanya
bekerja untuk hardware IBM. Oleh karena itu, pabrik lainnya yang membuat “klon”
dari sistem tersebut harus mampu menjamin kompatibilitas komputer dengan
standar IBM. Kloning menjadi penting dengan tujuan untuk menjamin software
aplikasi komputer yang dikembangkan untuk sistem IBM mampu berjalan pada sistem
mereka juga. Di akhir tahun 1980-an, hanya sedikit perusahaan yang berhasil
mengembangkan BIOS yang kompatibel sehingga dapat digunakan oleh perusahaan
lainnya. Tiga perusahaan yang
mendominasi pasar BIOS:
•
Phoenix Technologies, Ltd. (Phoenix)
•
American Megatrends, Inc. (AMI) Award Software, Inc. (Award)
CATATAN:
Award kini menjadi salah satu divisi dari Phoenix
Technologies, Ltd.
Dari tiga
perusahaan tersebut, Phoenix kini terutama berkonsentrasi khususnya untuk pasar
komputer laptop, sementara AMI dan Award adalah penyuplai utama bagi pasar
komputer non-IBM.
Fungsi BIOS
Fungsi BIOS
sangat sederhana. BIOS pertama-tama menjalankan program uji peralatan dasar dan
kemudian mencari konfigurasi peralatan tersebut. BIOS sistem dan informasi yang
diperlukan untuk konfigurasi tersebut disimpan dalam sebuah chip Complementary
Metal-Oxide Semiconductor (CMOS). CMOS adalah chip penyimpanan dengan sumber
daya baterai yang terletak pada board sistem. Chip CMOS memiliki memori yang
dapat ditulis ulang sehingga memungkinkan upgrade BIOS.
Konfigurasi
BIOS pada sebuah komputer disebut sebagai setup BIOS. Juga disebut setup CMOS,
berdasarkan chip yang menyimpan seting BIOS. Sangat penting untuk memulai setup
BIOS untuk pertama kalinya. Karena BIOS memindai sistem saat melakukan boot dan
membandingkan apa yang diperolehnya dengan seting yang terdapat pada CMOS,
sehingga perlu dilakukan konfigurasi untuk menghidari kesalahan. Operasi sistem
yang tepat tergantung pada BIOS me-load kode program yang benar bagi peralatan
dan komponen internal. Tanpa kode yang tepat dan driver peralatan, sistem akan
gagal melakukan boot dengan seharusnya atau bekerja tidak konsisten dengan
banyak kesalahan.
Bila sistem
bertabrakan, atau tanpa sengaja gagal, maka sistem dapat dinyalakan kembali
karena adanya BIOS. Di dalam BIOS sudah terpasang secara tetap sebuah pengujian
secara rutin yang disebut power-on self test (POST), yang memeriksa sirkuit
sistem internal saat dinyalakan dan memberikan kode kesalahan. POST telah
dibicarakan pada modul sebelumnya. Setelah pemeriksaan pertama sirkuit, BIOS
juga memeriksa komponen internal dibandingkan dengan daftar peralatan operasi
yang tersimpan di dalam chip CMOS. Permasalahan apapun dinyatakan dengan
menggunakan kode kesalahan atau pesan. Pesan kesalahan ini akan membantu dalam
pemeriksaan dan penyelesaian masalah tersebut. Karena BIOS berguna untuk
melakukan diagnostik penting dan pemeriksaan kesalahan, komponen internal dan
peralatan komputer yang baru dirakit dilakukan konfigurasi seperlunya dalam
CMOS.
Konfigurasi BIOS
Ketika
mengeset komputer untuk pertama kali, perlu memulai fungsi CMOS Configuration
Setup. Seperti disebutkan pada bagian yang sebelumnya, komputer memeriksa CMOS
untuk mengetahui apa tipe pilihan yang terinstal pada sistem. Sistem BIOS
memberikan akses atas informasi konfigurasi melalui fungsi CMOS Setup. Cukup
tekan tombol yang tepat, tergantung pada sistem yang digunakan, selama bagian
pembukaan boot untuk melakukan akses atas BIOS. Umumnya, di awal proses
startup, BIOS menempatkan sebuah prompt pada layar untuk memberi tahu pengguna
bahwa fungsi CMOS Setup dapat diakses dengan menekan tombol khusus, atau
kombinasi tombol tertentu. Catat bahwa tombol-tombol, atau kombinasi tombol,
digunakan untuk mengakses menu setup dapat berbeda antara satu pabrik BIOS
dengan yang lain, dan kadangkala dari satu versi BIOS dengan yang lain.
Tekan tombol
yang tepat atau kombinasi tombol dalam rentang waktu yang telah ditentukan
untuk mengakses fungsi setup. Bila tombol tidak ditekan selama waktu itu,
program BIOS akan melanjutkan dengan proses boot up dengan hasil yang mungkin
tidak diinginkan. Tombol tersebut memerintahkan proses boot up untuk berhenti
dan menampilkan layar menu utama fungsi setup, seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
Menu utama pada
sebuah komputer tertentu mungkin berbeda dengan yang diperlihatkan pada Gambar
diatas, tergantung BIOS apa dan versi yang digunakan. Nilai masuk melalui BIOS
akan disimpan pada sistem registrasi konfigurasi CMOS. Registrasi tersebut
diperiksa setiap kali sistem dinyalakan di lain waktu untuk memberi tahu
komputer mengenai tipe peralatan yang terpasang.
Tampilan Setup CMOS standar
Instruksi
setup CMOS dapat diperoleh pada buku panduan motherboard yang digunakan. Salah
satu tampilan setup konfigurasi tertentu ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.
Melalui
tampilan ini, nilai konfigurasi yang diinginkan dapat dimasukkan kedalam
registrasi CMOS. Kursor pada tampilan dapat dipindahkan dari satu item menuju
item yang lain menggunakan tombol kontrol kursor pada keyboard. Tampilan setup
CMOS yang standar meliputi parameter operasi dasar yang perlu diatur agar
sistem berjalan baik. Fitur BIOS ini cukup umum bagi semua PC.
Data yang biasa
dikonfigurasi antara lain tanggal, waktu, hard disk, drive A, drive B, video
dan halt on (berhenti). Setiap item ini akan dijelaskan pada daftar berikut:
•
Drive A: dan Drive B:
Dua bagian ini mengidentifikasi
tipe dari floppy disk drive menggunakan pilihan yang ada. Misalnya di sini,
hanya ada satu drive, sebuah floppy drive 3.5 in. High Densitiy 1.44-MB. Kosong
untuk Drive B: karena tidak ada yang terpasang.
•
Video
Bagian ini mengidentifikasi video
adapter. Pilihan yang ada disini sangat terbatas dan pilihan EGA/VGA telah
menjadi standar sejak 1990. Sementara VGA, SVGA, atau lainnya yang lebih
canggih, semua video adapter keluaran setelah 1990 akan mendukung perintah
dasar VGA pada BIOS yang telah dibangun dalam sistem BIOS.
•
Halt On
Ini adalah bidang yang paling akhir
dapat diisi definisinya oleh user dalam layar standar CMOS. Pilihan di sini
menyediakan respon sistem tertentu atas kesalahan-kesalahan. Dengan begitu
permasalahan kesalahan dapat dilaporkan sebelum data hilang.
Sebagai
tambahan, kotak infomasi pada bagian sudut kanan bawah layar memiliki tampilan
yang dapat didefinisikan oleh non-user yang memberi informasi atas konfigurasi
memori total pada sistem.
Tampilan setup fitur BIOS dan fitur
chipset
Tampilan setup fitur BIOS (BIOS
Features Setup)
Fungsi ini
menyediakan fitur lebih canggih (advanced) untuk mengatur kegiatan sistem.
Tampilan setup ini adalah tempat dimana sistem hardware dapat diatur untuk
meningkatkan performa. Fitur disable dan enable untuk advanced troubleshooting
juga dapat digunakan. Kecuali ada alasan tertentu untuk merubahnya, fitur
tersebut sebaiknya dibiarkan pada setingan defaultnya.
Hal penting
pada tampilan BIOS Features Setup adalah memberikan urutan boot sistem
ditampilkan. Sebagai contoh, pada sistem yang lebih baru lebih baik melakukan
boot dari hard drive atau CD-ROM daripada dari floppy drive 3.5 in. Seperti
dilakukan pada sistem yang lebih lama. Gambar dibawah ini merangkum berbagai
bagian pilihan konfigurasi boot yang bisa digunakan.
Chipset Feature Setup
Setiap variasi
chipset memiliki desain BIOS tertentu.
Pada materi
sebelumnya disebutkan bahwa chipset mengatur memori, sistem cache, prosesor,
dan bus I/O. Karena kecenderungan untuk men-disable pengaturan ini, maka
pilihan pertama fitur ini adalah Automatic Configuration dengan seting default
diaktifkan. Disarankan pilihan default dibiarkan pada posisi Enabled kecuali
ada alasan bagus untuk melakukan disable. Fitur sisanya tidak dikonfigurasi
secara otomatis.
Power management
Bagian ini
membicarakan mengenai manajemen energi atau power management. Seperti pada
layar setup lainnya, instruksi pada lingkungan ini dapat ditemukan pada bagian
yang berhubungan pada panduan motherboard. Gunakan fitur seting yang terdapat
pada tampilan Power Management Setup, seperti pada gambar dibawah ini.
Fitur ini
digunakan untuk mengatur pilihan power management untuk peralatan di dalam
komputer. Fitur ini dapat di-enable untuk mengatur peralatan yang akan diatur menjadi
mode sleep atau suspend. Namun, hati-hati bahwa beberapa software aplikasi dan
sistem operasi mungkin tidak sesuai dengan komponen yang dimatikan, dimana
software mungkin tidak mengenali peralatan dengan semestinya. Bila hal ini
terjadi fitur power management dapat di-disabled.
PnP/PCI Configuration Setup
Tampilan
konfigurasi Plug and Play (PnP) dan Peripheral Component Interconnect (PCI)
berisi pengaturan fitur yang berguna untuk mengatur sistem bus I/O dan alokasi
IRQ dan DMA untuk ISA dan peralatan PCI PnP, seperti tampak pada Gambar dibawah
ini.
Agar PnP
berjalan, alat atau adapter harus dipasang, didukung oleh BIOS dan sistem
operasi.
Satu fitur yang
penting pada bagian ini adalah seting “Resource Controlled By”. Ketika diset
default menjadi Automatic Configuration, BIOS akan secara otomatis mengatur
gangguan dan saluran akses memori langsung pada I/O bus untuk peralatan PnP
untuk menghindari konflik dengan legalitas apapun, non-PnP, peralatan ISA.
Terdapat catatan bahwa kadangkala IRQ atau DMA harus ditentukan secara manual
untuk papan PnP tambahan atau kartu adapter yang tidak sesuai.Pada kasus ini,
sumber tersebut harus dikeluarkan dari penanganan BIOS.
Secara umum,
ketika mengerjakan pengaturan untuk sistem yang lebih baru maka harus
menggunakan setup BIOS mode default. Karena konfigurasi manual mungkin
membutuhkan pengetahuan yang lebih atas peralatan bus yang
terpasang.
Bila terjadi konflik, perhatikan bahwa fitur “Reset Configuration Data” akan
menghapus setup BIOS bagian ini dan kembali ke default sistem rebooting. Untuk
lebih memahami, perhatikan panduan sistem board sebelum membuat perubahan di
sini.
Tampilan integrated peripheral dan fixed
disk detection
Bagian ini akan
membicarakan mengenai fitur setup BIOS yang digunakan untuk mengkonfigurasi
dukungan integrated peripheral. Integrated peripheral meliputi peralatan
seperti floppy onboard dan control hard drive, control USB, serial port,
paralel port, dan chip sound card. Sebagai contoh pada layar Integrated
Peripherals Configuration ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Pada fitur ini
diatur untuk semua peripheral pada mode Auto, dengan harapan ketika digunakan,
komputer mengizinkan BIOS mengelurakan perintah drive IDE yang tepat untuk
menentukan mode dukungan hard drive. Hal ini selalu menjadi saran pilihan.
Fitur pengaturan USB digunakan untuk mengaktifkan (enable) atau menonaktifkan
(disable) chip pengonrol port USB pada motherboard.
Fixed Disk Detection
Dari layar
setup CMOS standar yang sebelumnya, terdapat pengaturan tentang fitur “Hard
Disks”, terdapat seting AUTO yang secara otomatis mendeteksi geometri hard
drive. Pada saat-saat tertentu fitur ini tidak bekerja dengan hard drive IDE
tertentu. Pilihan IDE HDD Auto Detection digunakan dalam kondisi tersebut. Menu
ini memungkinkan anda menjalankan program IDE auto-detection secara manual dan
memilih auto-detection untuk setiap drive pada jalur pengontrol. BIOS kemudian
memindai dan melaporan parameter drive yang bisa diterima atau ditolak.
Parameter drive apapun yang bisa diterima dimasukkan ke dalam setup Standard
CMOS.
Seperti
biasanya, fitur “Reset Configuration Data” adalah mode penyelamatan untuk
mereset bagian ini menjadi default dan mengembalikan pada fungsi konfigurasi
yang terakhir kali dikenali sebelum reboot. Instruksi untuk mengkonfigurasi
setiap fitur dijelaskan lebih detail pada buku manual.
Password screen dan the load setup default
screen
Password
berfungsi untuk menambah keamanan sistem jaringan. Administrator sistem
mengatur password bagi user dan bagi supervisor untuk memanajemen sistem.
Gambar diatas
memperlihatkan dua layar password yang bisa ditemui pada setup BIOS:
•
User Password
Pilihan ini memungkinkan
penginstalan password yang dapat mencegah sistem melakukan booting kecuali
password yang benar dimasukkan. Pilihan ini juga mencegah akses menuju BIOS,
mengurangi kemungkinan orang lain merubah setup BIOS komputer. Pilihan ini sangat
berguna ketika melakukan boot-up komputer ada pertama kali. Disarankan untuk
mengikuti instruksi layar dan password pada buku panduan motherboard bagi user.
•
Supervisor
Password
Fitur ini secara normal digunakan
hanya pada institusi besar dimana seting BIOS tetap distandarkan oleh personel
pendukung komputer. Setelah diset, setup BIOS komputer ini akan terkunci dengan
master password yang hanya diketahui oleh administrator jaringan atau orang
yang ditunjuk administrator. Instruksi mengenai opsi ini dapat dibaca pada buku
panduan motherboard.
Bila tidak ada
password yang diperlukan namun ternyata layar ini tiba-tiba muncul, lakukan
langkah-langkah berikut untuk berpindah menuju layar berikutnya:
•
Ketika muncul perintah password, tekan tombol Enter
tanpa memasukkan password.
•
Pada layar kedua yang bertuliskan “Password Disabled”,
tekan sembarang tombol untuk kembali pada layar utama setup.
Tampilan Load Setup Defaults
Tampilan Load
Setup Defaults mereset seting BIOS menjadi seting default. Fitur ini tidak akan
mempengaruhi seting pada layar Standar Setup CMOS karena merupakan persyaratan
minimum untuk memfungsikan sistem. Ketika mengkonfigurasi sistem untuk pertama
kali dan ditemukan masalah, metode ini bisa digunakan untuk mengembalikan
sistem menjadi seting default. Informasi
tambahan mengenai fitur ini dapat ditemukan pada panduan motherboard.
Pilihan keluar BIOS
Sebagai
tambahan untuk keluar dari BIOS, pilihan yang disediakan untuk menyimpan atau
mengacuhkan perubahan apapun dan melanjutkan bekerja terdapat di dalam utiliti.
Pilihan lain pada layar ‘exit’ adalah Load System Defaults. Sistem default akan
membuat seting BIOS kembali pada seting dasar yang merupakan setingan awal
pabrik.
Ada dua pilihan keluar dari BIOS :
•
exit without
saving setup
Pilihan pertama
digunakan untuk keluar dari program setup BIOS tanpa menyimpan perubahan seting
apapun yang dilakukan pada sistem.
•
save and exit
setup.
Save and exit setup digunakan untuk
keluar dari program setup BIOS dan menyimpan perubahan pada chip CMOS. Walaupun
disediakan shortcut untuk melakukan perintah ini, selalu gunakan fitur exit
untuk menghindari kehilangan yang tidak diharapkan pada masukan modifikasi
setup.
Ketika keluar
dan menyimpan seting, komputer akan melakukan restart berdasarkan konfigurasi
yang baru. Start up disk dapat dimasukkan agar sistem melakukan boot pada
command prompt. Hard drive kini dapat dipartisi sebagai persiapan untuk
menginstal sistem operasi. Gambar dibawah ini memperlihatkan AMIBIOS dengan
pilihan exit yang tersedia.
Silahkan berkomentar yang baik dan menarik sesuai dengan isi konten.
Komentar yang tidak diperbolehkan :
1. Berbau penghinaan SARA & PXXN
2. Komentar dengan Link hidup ( akan dianggap spam )
3. Komentar tidak nyambung dengan isi postingan
EmoticonEmoticon